Coban Rondo

Jenuh dengan pekerjaan dan ingin merasakan suasana liburan? Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo mungkin bisa menjadi salah satu alternative tujuan wisata anda ketika anda mengunjungi kota Batu Malang. Objek wisata ini bisa ditempuh dalam waktu setengah jam dari pusat kota Malang tepatnya terletak di desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang,.

Photobucket

Segarnya hutan wisata dan indahnya air terjun mungkin sejenak bisa melupakan kepenatan kita terhadap rutinitas sehari-hari. Untuk masuk ke kawasan ini anda hanya harus membayar seharga Rp8.000,00 per orang, dan untuk motor dikenai biaya Rp2.000,00 (pengalaman pribadi tahun 2010, mungkin sekarang sudah berubah)

Photobucket

Photobucket

Coban Rondo berasal dari kata “Coban” yang berarti air terjun dan “Rondo” yang berarti Janda. Kisah Asal usul coban rondo berasal dari sepasang pengantin baru yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita yang bernama Dewi Anjarwati dari gunung kawi yang menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah usai pernikahan mencapai 36 hari (selapan) Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro. Namun orang tua Dewi Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena baru selapan. Namun keduanya bersikeras pergi berangkat dengan segala resiko apapun yang terjadi di perjalanan. Ketika dalam perjalanan, keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono yang tidak jelas asal usulnya. Tampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha merebutnya. Perkelahian tidak dapat dihindarkan kepada punokawan yang menyertainya Raden Baron berpesan agar Dewi Abjarwati disembunyikan disuatu tempat yang ada cobannya (air terjun), perkelahian belangsung seru dan akhirnya sama-sama gugur, dengan demikian akhirnya dewi anjarati menjadi janda (dalam ahasa jawa Rondo). Sejak saat itulah, Coban tempat tinggal Anjarwati menanti suaminya dikenal dengan COBAN RONDO. Konon batu besar dibawah air terjun merupakan tempat duduk sang puteri.

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa

Sekilas tentang museum kereta api ambarawa

Kota ambarawa sejak jaman hindia belanda merupakan daerah militer, sehingga raja willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan stasiun kereta api guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju semarang. Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah stasiun kereta api ambarawa dengan luas tanah 127. 500 m2. Continue reading

Inspiring Indonesia

Sepertinya takkan pernah ada habisnya ketika kita ingin mengeksplore keindahan alam dan budaya nusantara ini, karena setiap kali kita melangkahkan kaki di setiap sudut Bumi Nusantara ini maka disana kita akan menemukan keindahan alam dan budayanya. Di Video yang saya dapatkan dari http://www.youtube.com/watch?v=YIWGq9XGaro yang berdurasi 6 menitan ini mungkin hanya secuil gambaran dari keindahan bumi Nusantara kita. So Cintai Negerimu Kenali Negerimu”,,,

>

PORPROV XI DIY Cabang Olahraga Dayung

Cabang olahraga dayung mungkin terdengar kurang populer dibandingkan dengan cabang olahraga sepakbola atau badminton yang menjadi andalan Indonesia. Namun cabang olahraga ini ternyata beberapa kali mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Seperti yang terjadi dalam Asian Games XVI 2010 yang lalu di Guang Zhou China. Cabang olahraga ini tidak diunggulkan dan hampir saja gagal berangkat ke China, namun ternyata mereka mampu membawa pulang 3  medali emas dari perhelatan Olahraga terbesar di Asia tersebut, sementara cabang olahraga Bulutangkis yang menjadi andalan Indonesia hanya mampu membawa 1 medali emas.

Dalam rangka mencari bibit-bibit pedayung muda, KONI DIY dalam Pekan Olahraga Provinsi XI (PORPROV DIY XI) melombakan cabang olahraga dayung yang bertempat di Waduk Sermo Kulon Progo pada tanggal 24-26 Oktober 2011. Ada sembilan kelas yang dipertandingkan dalam lomba itu, yakni kayak satu orang (putra/putri), kayak dua orang (putra/putri), kayak empat orang (putra/putri), cano putra, dan dragon boat (putra/putri). Lintasan untuk seluruh kelas tersebut sepanjang 1000 meter. Dalam kejuaraan ini diperebutkan 9 medali emas, 9 perak, dan 9 perunggu. Lomba ini diikuti 165 atlet dari 4 kabupaten di DIY yaitu Sleman, Kota DIY, Bantul, dan Kulon Progo. Hanya kabupaten Gunung kidul yang tidak mengirimkan atletnya untuk bertanding di perlombaan ini.

Diantara para atlet yang bertanding ada tiga teman kami dari PLANTAGAMA yang ikut bertanding dalam perlombaan ini bersama kontingen dari kota, oleh karena itu saya dan teman-teman PLANTAGAMA menyempatkan diri untuk menyaksikan sekaligus memberikan support kepada atlet kami. Hal ini terbayar dengan prestasi yang ditorehkan teman-teman kami dari PLANTAGAMA yang berhasil menyabet medali perak dalam kategori Dragon Boat bersama kontingen Kota Yogyakarta, Sementara emas berhsil direbut tim daragon boat putri Bantul. Juara umum untuk perlombaan Dayung ini berhasil direbut oleh Bantul dengan torehan 8 emas 4 perak dan 2 perunggu.

Kabupaten

Emas

Perak

Perunggu

Bantul 8 4 2
Sleman 1 3 3
Kulon Progo 1 3
Kota 1 1

Teknik Dayungan Arung Jeram

Untuk dapat berarung jeram/mengendalikan perahu maka kita wajib menguasai salah satu tekhnik dasar dalam berarung jeram yaitu tekhnik dayungan. Mendayung dilakukan dengan tujuan untuk memindahkan perahu dari suatu posisi ke posisi yang lain. Dalam berarung jeram, dayungan dikomando oleh seorang skipper.

Beberapa tekhnik dayungan yang wajib dikuasai jika kita ingin berarung jeram diantaranya sebagai berikut:

1. Dayung Maju (Forward paddle/forward stroke) Tujuan dari dayung maju ini adalah untuk menggerakkan perahu kearah depan (maju). Caranya yaitu dengan cara menancapkan dayung didepan kemudian ditarik kebelakang sampai sejajar dengan pantat. Angkat bilah dayung ulangi ke posisi semula dan seterusnya.

Photobucket

2. Dayung Mundur (Back Paddle/Back Stroke) Tujuan dari dayung mundur ini adalah untuk menggerakkan perahu kebelakang ataupun untuk memperlambat laju perahu. Continue reading

Kode Etik Pecinta Alam

“Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa”


“Pecinta Alam Indonesia adalah (sebagian) bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air”


“Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa Pecinta Alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Maha Kuasa”

 Sesuai dengan hakekat diatas, kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah air.
4. Menghormati Tata Kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pecinta Alam sesuai dengan Azas Pecinta Alam.
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.
7. Selesai.

Disyahkan bersama dalam
Gladian Nasional ke-4
Ujung Pandan